اَلْحُبُّ فِي اللهِ شَجَرَةٌ شَامِخَةٌ رَاسِخَةٌ
تَنْبُتُ فِي القُلُوْبِ الطَّاهِرَةِ
تُسْقَى بِالعِلْمِ وَتَحْلُو بِالصِّدْقِ
وَتَكْبُرُ بِحُسْنِ الظَّنِّ
ثَمَرَتُهَا مَنَابِرٌ مِنْ نُوْرٍ يَوْمَ القِيَامَةِ
هَلْ نَسْتَظِلُّ بِظِلِّهَا ثُمَّ نَقُوْمُ بِحَقِّهَا؟
Persaudaraan dan percintaan yang didasari ikhlas karena
Allah ibarat pohon yang menjulang tinggi ke langit dan
akarnya menghunjam ke bumi
Pohon tersebut tumbuh di hati hati yang suci
Pohon tersebut disirami dengan ilmu, terasa manis
dengan kejujuran dan menjadi besar dengan baik sangka
Buahnya mimbar dari cahaya di hari Kiamat
Apakah kita siap bernaung di bawah pohon tersebut?
Apakah kita siap melaksanakan hak-hak persahabatan?
(Surat-surat Cinta, hal 45, Fariq Gasim Anuz, Cet. 2, 2010, Penerbit: Darus Sunnah, Jakarta)